JAKARTA – PT PLN (Persero) masih mempertimbangkan keikutsertaan penawaran lelang aset wilayah kerja panas bumi milik Chevron di Gunung Salak, Bogor, dan Gunung Darajat, Garut, Jawa Barat.
Laporan hasil audit dua wilayah kerja tersebut sampai saat ini masih belum lengkap. ”Sampai saat ini PLN belum menerima laporan keuangan yang telah diaudit. Padahal, laporan keuangan audit itu penting untuk mengevaluasi dua aset tersebut,” ujar Direktur Utama PLN Sofyan Basirdisela launching PLN Mobile dan Syukuran Hari Listrik Nasional Ke-71 di Kantor PLN, Jakarta, kemarin.
Menurut dia, secara finansial PLN siap mengambil alih wilayah kerja panas bumi tersebut. Meski begitu, pihaknya akan mempertimbangkan kembali keikutsertaan lelang apabila tidak dapat menelusuri seluruh hasil audit laporan keuangan ke dua wilayah kerja tersebut. Apalagi, ujar dia, Chevron masih memiliki urusan dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terkait temuan pajak penghasilan (PPh).
”Kami tidak punya data konkret sehingga belum berani mengambil sikap,” tandas Sofyan. Disamping itu, kata Sofyan, salah satu yang menjadi kekhawatiran PLN yaitu terkait perizinan lahan. Wilayah kerja yang berada di cagar alam ini izinnya akan segera habis. ”Kami khawatir secara perizinan dalam waktu dekat akan segera habis. Memang ada beberapa hal yang kami belum punya data konkret,” ungkapnya.
Direktur Perencanaan PLN Nicke Widyawati menambahkan, sampai saat ini PLN belum menerima laporan keuangan yang telah diaudit Chevron. PLN sampai saat ini hanya menerima laporan keuangan yang tidak diaudit dari Chevron sehingga tidak dapat mendukung pembelian aset ke dua wilayah kerja milik Chevron.
”Untuk memiliki aset dua wilayah kerja tersebut terlebih dulu perlu dilakukan evaluasi terhadap saham perusahaan yang terlibat dalam wilayah kerja tersebut dan audit secara hukum,” kata dia. Dia mengatakan, jika syarat laporan keuangan belum terpenuhi, PLN akan mempertimbangkan kembali keikutsertaan lelang.
Padahal, kemarin merupakan batas akhir penyerahan dokumen lelang keikutsertaan tender. ”Jadi, masih belum pasti karena ada syarat mutlak yang belum terpenuhi. Belum ada audit report, padahal Chevron punya anak perusahaan yang menjual sebagai pemegang saham wilayah kerja,” ucapnya.(rai)
Sumber: OKEZONE.COM
Tanggal: 01 November 2016