BPK Perwakilan Provinsi Kaliantan Barat melalui Subbagian Sumber Daya Manusia (SDM) mengadakan kegiatan Seminar Kesehatan dengan tema Hiperkolesterolemia dan Pencegahan Penyakit Kardiovaskuler pada hari Jumat (23/10) bertempat di auditorium kantor Perwakilan Provinsi Kalimantan Barat. Seminar tersebut dilaksanakan dalam rangka peningkatan layanan Poliklinik BPK Perwakilan Provinsi Kalimantan Barat melalui pencegahan penyakit tidak menular. Hadir dalam acara tersebut narasumber seorang cardiologist, dr. Danayu Prahasti, Sp. JP, FIHA yang membawakan materi Atheroslerosis, Penyakit Jantung Koroner.
Acara diawali dengan kata pengantar dari Kepala Subbagian SDM, Wizar Dien Yatim yang juga merupakan project leader dari Proyek Perubahan dalam Rangka Diklat PIM Tingkat IV Peningkatan Layanan Poliklinik. Dalam sambutannya disampaikan bahwa sebagai tindak lanjut dari kegiatan pengecekan massal kesehatan yang telah dilakukan pada pegawai dimana hasil yang diperoleh menunjukkan indikasi kelebihan tingkat kolesterol dalam darah maka pada hari ini diadakanlah seminar kesehatan dengan menghadirkan narasumber yang kompeten. Selain itu disampaikan juga peningkatan layanan dan sarana prasarana dari poliklinik yang telah dijalankan guna peningkatan pelayanan kesehatan pada para pegawai. Dalam kesempatan tersebut juga diedarkan kuesioner pada peserta seminar guna mengetahui apresiasi atau penilaian secara objektif atas usaha perbaikan yang telah dilaksanakan. Kemudian acara dibuka secara resmi oleh Kepala Sekretariat Perwakilan, Suwarno yang menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat dan semoga dapat memberi wawasan kesehatan buat para peserta.
Masuk dalam acara utama pemaparan materi kesehatan oleh narasumber yang membawakan materi Atheroslerosis, Penyakit Jantung Koroner (PJK). Atheroslerosis adalah penyakit inflamasi kronis pada dinding pembuluh darah arteri yang ditandai dengan bertumpuknya lipoprotein yang termodifikasi disertai inflamasi. Secara panjang lebar disampaikan seperti apa penyakit ini dan bagaimana proses terjadinya terutama pada PJK. Selain itu disampaikan juga bagaimana manajemen faktor risiko PJK meliputi karakteristik seseorang yang berhubungan dengan peningkatan PJK. Hal ini penting karena banyak orang dengan atherosclerosis berat tidak sadar kondisinya karena tidak bergejala (30-50% pasien serangan jantung tidak memiliki gejala sebelumnya). Karena proses akut dan sulit diramalkan maka penting dilakukannya evaluasi risiko kardiovaskuler yakni seberapa besar kemungkinan untuk terkena serangan jantung atau kematian akibat serangan jantung. Selain itu intervensi upaya preventif primer atau sebelum kejadian untuk mengetahui apakah bersifat agresif atau tidak.
Seminar ditutup dengan pemberian hadiah yang menarik bagi tiga penanya terbaik.